Elang Jawa Via Google.co.id |
Pengenalan
KBL - Burung yang
kerap kali diidentikan dengan lambang Negara Republik Indonesia, yaitu Garuda
adalah Elang Jawa, memiliki nama latin Nisaetus bartelsi, satwa endemik asli
pulau Jawa ini sejak 1992 ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia.
Habitat
Pada umumnya
habitat Elang Jawa sulit untuk dicapai, meskipun lokasinya tidak jauh dari
lokasi aktivitas manusia. Burung yang menyukai ekosistem hutan hujan tropika yang
selalu hijau kini terbatas penyebarannya hanya di wilayah-wilayah dengan hutan
premier dan perbukitan dataran rendah yang dekat dengan pegunungan.
Makanan Pokok
Elang Jawa
adalah burung pemangsa, sebelum menentukan sasaran dan menguncinya, Ia terlebih
dahulu bertengger di pohon-pohon yang tinggi dalam hutan lalu dengan sigap dan
tangkasnya Ia akan menyergap aneka mangsa yang berada di dahan pohon maupun di
atas tanah, seperti pelbagai jenis reptile, burung sejenis walik, punai bahkan
ayam kampung. Kadang-kadang memangsa mamalia berukuran kecil hingga sedang
seperti, tupai, bajing, kalong, musang dan anak monyet.
Reproduksi
Masa
bertelur Elang Jawa tercatat mulai bulan Januari hingga bulan Juni. Telur yang
berjumlah satu butir akan dierami di
atas sarang selama kurang-lebih 47 hari. Sarang yang terbuat dari ranting-ranting
berdaun tersusun tinggi di cabang pohon setinggi 20 – 30 di atas tanah. Pohon yang
sering dijadikannya sarang adalah pohon-pohon hutan yang tinggi, seperti tusam (Pinus
merkusii), puspa (Schima wallichii), rasamala (Altingia excels),
pasang (Lithocarpus sundaicus), dan ki sireum (Eugenia clavimytrus).
Sarang yang dibuatnya tidak harus selalu jauh
berada di dalam hutan, ada pula sarang yang bisa ditemukan tidak jauh dari
tempat rekreasi, sekitar 200 – 300 meter.
Ciri-ciri Fisik
Nisaetus bartelsi via National Geographic Indonesia |
- Elang jawa jantan bertubuh sedang sampai besar dan langsing dengan panjang tubuh sekitar 60 – 70 cm
- Kepalanya berwarna coklat kemerahan dengan jambul tinggi menonjol (ada 2 – 4 bulu berukuran panjang sekitar 12 cm) dan tengkuk berwarna coklat kekuningan, kadang terlihat keemasan bila terkena paparan sinar matahari
- Ada juga yang memiliki jambul berwarna hitam dengan ujung putih
- Punggung dan sayap berwarna coklat gelap
- Bulu pada kaki menutup tungkai mendekati pangkal jari
- Ekor berwarna coklat dengan garis gelap dan lebar melintang yang nampak jelas apabila dilihat di sisi bawah, ujung ekor bergaris putih tipis
- Pun demikian, betina memiliki warna serupa, namun memiliki tubuh sedikit lebih besar
- Ketika Elang Jawa terbang mirip sekali dengan elang brontok, tapi cenderung nampak lebih kecoklatan, bagian perut juga terlihat lebih gelap dan lagi, tubuhnya sedikit lebih kecil
- Elang Jawa memiliki suara yang nyaring dan tinggi, mempunyai variasi suara satu hingga tiga suku kata, bernada tinggi dan cepat. Suaranya pun mirip dengan elang brontok, hanya berbeda dalam nada
Populasi
Dan Konservasi
Perkiraan
jumlah individu Elang Jawa berkisar antara 600 – 1000 ekor. Populasi kecil ini
menghadapi ancaman besar yang disebabkan oleh pembalakan liar dan konversi
hutan menjadi lahan pertanian yang mempersempit hutan premier di pulau Jawa. Tidak
hanya itu, Elang Jawa juga menjadi objek pemburuan manusia dan diperjualbelikan
di pasar gelap sebagai satwa peliharaan dengan harga yang cukup tinggi.
Baca Juga: Lutung Budeng (Trachypitechus Auratus)
Pada akhirnya IUCN organisasi konservasi dunia
memasukkan Elang Jawa ke dalam status EN (Endangered) atau terancam
punah, bersamaan dengan itu pemerintah Indonesia juga menetapkannya sebagai
satwa yang dilindungi oleh Undang-undang.
Jual Vimax Izon Asli Di Surabaya
BalasHapusJual Hammer Of Thor Di Surabaya